Berdayakan Sumber Daya Manusia Daerah Yang Handal

2011
di muka kantor 2011
Kalimantan terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah. Baik dari hasil hutan seperti kayu, obat-obatan alam, minyak bumi, karet, lampit, batu bara dan lain-lain. Dulu orang Amuntai kaya raya karena mereka sukses menjual hasil hutan yaitu lampit. Mendengar cerita orang dulu, bahkan mereka tidur beralaskan uang. Lampit itu mereka budidayakan sendiri dan mengolahnya sendiri. Pendapatan yang terbanyak adalah dari pembeli Jepang, mereka paling suka dengan lampit. Namun sayangnya, hal itu tidak berlangsung sampai sekarang. Orang Jepang tidak lagi membeli lampit yang sudah mereka olah, tapi Jepang membudidayakan lampit itu dan mengolahnya sendiri sehingga banyak orang Amuntai yang dulu makmur, sekarang tidak lagi.

Bumi Kalimantan juga kaya dengan batubara. Banyak wilayah di Kalimantan yang tanahnya dikeruk terus selama puluhan tahun sehingga menimbulkan lobang yang sangat dalam. Limbah bekas galian pun sedikit demi sedikit akan mencemari aliran sungai di sekitarnya sehingga berdampak bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Sementara para pengusaha batu bara semakin meningkat kekayaannya. Yang sangat disayangkan adalah batubara itu diekspor ke luar daerah dan diolah oleh orang luar untuk kepentingan produksi sehingga pemanfaatan batubara tidak dinikmati oleh orang daerah.

Bumi Kalimantan juga kaya akan hasil hutan. Contoh salah satunya adalah pohon karet. Bahkan pohon karet bisa didapati di banyak daerah yang masih ada lahan kosongnya. Pohon karet sungguh banyak membawa hasil yang lumayan bagi masyarakat pekerja, apalagi bagi pemilik kebun karet tersebut. Karet adalah suatu bahan penting dalam dunia industri. Karet bisa diolah menjadi ban mobil, bola dan aneka macam kebutuhan masyarakat lainnya. Tapi sangat disayangkan adalah bahwa hasil dari kebun karet tersebut tidak diolah sendiri oleh orang daerah, tapi justru diekspor ke luar daerah dan dijual kembali ke daerah dengan bentuk barang yang sudah jadi dengan harga yang sudah sangat jauh melambung.

Bumi Kalimantan juga terkenal memiliki sumber penghasil intan berkualitas dunia. Memang banyak para pendulang daerah dan penggosok intan dari daerah yang mengeruk banyak keuntungan dari sini. Akan tetapi sejak beberapa tahun terakhir, tempat pendulangan intan tersebut kabarnya di beberapa wilayah pendulangan yang penting justru dikuasai oleh orang luar negeri dengan peralatan mereka yang canggih. Mereka bahkan melarang para pekerja daerah yang mendekat wilayah itu karena telah mereka beli.

Yang ingin saya sampaikan di sini adalah kepada orang daerah Kalimantan Selatan khususnya siswa-siswi SMPN 2 Simpang Empat atau alumninya yang membaca situs ini sampai kapankah kita harus mengeruk terus sumber daya alam yang kita punya dan menyerahkannya kepada orang lain untuk diolah dan dimanfaatkan? Mengapa tidak kita sendiri sebagai warga pemilik sumber daya alam yang menggali, menanam, memetik dan mengolahnya untuk kemudian menjual barang yang sudah jadi kepada orang luar? Mengapa?

Pertanyaan di atas sangat mudah dan gampang dijawab. Sebagai guyon saja: “pembaca mau jawaban yang jujur apa jawaban yang menghibur?”

“Jawaban yang menghibur itu apa, pa?”

Jawaban yang menghibur adalah bahwa kita untuk mengolah barang mentah seperti karet menjadi ban harus mendirikan sebuah pabrik, dan untuk mendirikan pabrik, kita memerlukan biaya yang tidak sedikit. Kita orang daerah tidak mempunyai modal yang cukup untuk mendirikan pabrik tersebut.

“Lalu jawaban yang jujur itu apa, pa?”

Jawaban yang jujur adalah…. ‘sumber daya manusia’ kita yang masih sangat kurang dan kalah dibandingkan dengan orang luar. Kita hanya jadi pekerja, sementara yang jadi bosnya orang lain. Padahal yang kita berikan itu adalah milik kita, kenapa kita yang jadi buruhnya?

Sudah sering saya sampaikan di kelas bahwa anak-anak pelajar SMPN 2 Simpang Empat harus sekolah dan belajar dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai kalian putus sekolah di tengah jalan. Kalian harus bisa meneruskan sekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi dan menjadi anak yang berhasil mencapai cita-citanya. Lulusan sekolah kita harus ada yang menjadi dokter, ada yang menjadi pejabat, ada yang menjadi tentara, ada yang menjadi arsitek, ada yang menjadi ulama, ada yang menjadi insinyur dan lain-lain. Dengan tercapainya cita-cita tersebut, otomatis kalian telah menjadi sumber daya manusia yang handal dan tinggal lagi kalian harus mengabdikan ilmu dan keahlian yang kalian dapat itu untuk kepentingan agama, negara, dan masyarakat khususnya daerah asal kalian.

Dengan adanya dokter di suatu kampung, masyarakat tidak perlu jauh-jauh berobat karena sudah ada di kampung tersebut. Dengan adanya insiyur di kampung kita, maka manfaatkanlah keahlian kalian itu untuk membangun pabrik karet, bangunlah pabrik pengolah batu bara, bangunlah bermacam-macam pabrik atau gedung yang dengannya justru akan mengurangi jumlah angka pengangguran dan kemiskinan di wilayah kita karena dengan adanya pabrik tentunya akan banyak menyerap tenaga kerja dari daerah tersebut. Biarlah sumber daya alam milik kita, kita sendiri yang mengolah dan memabrikkannya, jangan sampai diolah orang lain. Setelah barang mentah itu telah kita olah baru kita bisa menjual barang yang sudah jadi seperti ban mobil dan lain-lainnya ke luar daerah dan tentunya kita akan lebih banyak menuai hasilnya dengan keuntungan yang jauh berlipat ganda. Ayo, kita berdayakan sumber daya manusia yang handal!

Baca Juga Yang Ini:

Cara Berhitung Pada Microsoft Exce
Tips Menjadi Penulis Sukses



Dokumentasi Sekolah:
Senam Irama 2011
Kegiatan MKKS 2010
Kegiatan Isra Mi'raj 2011
Pengukuhan dan perpisahan siswa 2011
HUT PGRI ke 66 di Kabupaten Banjar

Komentar

  1. emang kebodohan bangsa kita sendiri ingin mencari untung tanpa berpikir panjang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan